Cara Membuat Pestisida Organik Dengan Praktis

Pestisida Organik tiada lain adalah pestisida nabati yaitu adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan organik, dan bahan-bahan itu biasanya mudah didapat disekitar kita, dilingkungan kita bisa berupa dedauanan, buah-buahan, bahan-bahan yang ada di dapur dan lain sebagainya yang tidak mengandung bahan kimia aktif dan berbahaya. saat ini, banyak dikembangkan pestisida nabati ini dikarenakan orientasi pertanian berkelanjutan yang bertujuan mengembalikan fungsi tanah dan memperbaiki struktur tanah yang sudah rusak oleh efek pestisida berbahan kimia aktif.

membuat pestisida organik praktis

Cara Membuat Pestisida Organik


Berikut ini beberapa cara membuat pestisida Organik, setelah anda mungkin telah membaca artikel terkait, Cara Membuat Pestisida Nabati.

1. Pacar Cina

Pacar Cina diyakini mengandung bahan-bahan "minyak Atsiri, alkaloid, saponin, flavinoin, bahan-bahan ini diantaranya adalah bisa mengendalikan hama ulat dan hewan melata lainnya, sehingga pacar cina bisa dibuat menjadi bahan pestisida kemudian bisa disemprotkan untuk mengendalikan hama ulat, terutama tanaman yang sensitif oleh ulat.

Cara Membuatnya:

  • Siapkan 50-100 gra, ranting ataupun bisa menggunakan batang pacar cina
  • Kemudian haluskan bahan tersebut dan masukan kedalam 1 liter air, bubuhi dengan deterjen dan rebus selam 45-75 menit dan aduk hingga merata.
  • Aduk-aduk hingga menjadi bahan larutan, selanjutnya saring dengan menggunkan kain halus 
  • Maka telah siaplah bahan-bahan ini untuk menjadi bahan yang akan disemprotkan ke tanaman.


2. Daun Tembakau

Pernahkah anda terkena lintah, tembakaulah cara melepaskan hisapan lintah, ternyata daun tembakau, merupakan bahan yang mengandung nikotin ini bisa digunakan untuk menghambat perkembangan dan mengendalikan hama penghisap, ulat dan hama melata lainnya, dan bahkan bisa mengendalikan serangga. 

Cara Membuat:

  • Siapkan 4 lembar daun tembakau atau sekitar 250 gram, 
  • Kemudian haluskan dengan mencacahnya, setelah itu rendam dalam 8 liter air selama semalam penuh
  • selanjutnya bubuhi 2 senduk detergen, aduk-aduk secara merata dan saring dengan menggunakan kain halus.
  • Bahan telah siap menjadi bahan pestisida organik.


3. Daun Sirih Hutan

Karena daun sirih diyakini mengandung bahan Fenol dan Kavokol yang efektif untuk mengendalikan hama penghisap, maka daun sirih hutan biasa digunakan oleh petani-petani sebagai bahan membuat pestisida pengusir hama penghisap.

Cara Membuatnya :

  • Siapkan 1 kg daun sirih hutan 
  • 3 siung bawang merah, dan
  • 5 batang serai
  • Tumbuk bahan-bahan diatas hingga halus
  • kemudian masukan air 8-10 liter air, dan bubuhi dengan 50 gram detergen kemudian aduk-aduk dengan rata
  • saring dengan kain halus dan air yang dihasilkan telah menjadi pestisida organik.
  • Siapkan bahan tersebut untuk menyemprot tanaman.


4. Umbi Gadung

Umbi gadung merupakan tanaman yang diosgenin, steroid saponin, alkoho dan fenol, kandungan bahan-bahan ini diyakini bisa mengusir dan mengendalikan hama ulat dan hama penghisap pada tanaman.

Cara Membuat:
  • Siapkan 500 gram umbi gadung
  • kemudian tumbuk dengan halus kemudian peras dengan menggunakan kain halus hingga keluar sarinya.
  • kemudian masukan kedalam air 10 liter air
  • Siap digunakan menjadi pestisida organik.


5. Daun Mimba

Sudah tidak diragukan lagi mimba menjadi bahan pestisida organik, selain daun, biji mimba juga bisa menjadi bahan pestisida, keduanya dikarenakan mengandung Azadirachtin, salanin, nimbinen dan meliantriol, bahan-bahan ini efektif untuk mengendalikan ulat, hama penghisap, jamur, bakteri, nematoda.

Cara Membuat:

a. Biji Mimba
  • Siapkan bahan 200-300 gram biji mimna, kemudian tumbuk hingga halus
  • Selanjutnya rendam dalam air 10 liter air dan diamkan selama semaleman.
  • kemudian aduk-aduk bahan tersebut dan siap digunakan 

b. Daun Mimba
  • Siapkan daun mimba sebanyak 1 kg 
  • kemudian tumbuk hingga halus
  • rendam tumbukan daun tersebut dalam air 10 liter air selama semalam
  • aduk hingga rata dan saring dengan menggunakan kain
  • bahan siap disemprotkan ketanaman \
Catatan: Ada beberapa perlakukan khusus untuk menangani "nematoda puru akar" pada tanaman tembakau yaitu dengan cara menumbuk secara halus 5-10 gram biji nimba kemudian masukan kedalam setiap lubang tanaman tembakau.
Selain itu, untuk mengendalikan jamur fusarium dan sclerotium lakukan merendam bubuk 2-6 gram biji mimba yang ditumbuk sebelumnya hingga halus, kemudian campurkan dengan 1 liter air kemudian disaring dan semprotkan ke tanaman.

6. Srikaya dan Nona Sebrang

Srikaya selain buahnya memiliki rasa yang segar ternyata biji srikaya bisa dijadikan sebagai bahan pestisida organik, karena mengandung bahan "annonain dan resin" yang diyakini bisa menghambat dan mengendalikan perkembangan hama ulat dan hama penghisap.

Cara membuatnya:

  • Siapkan 15-25 gram biji srikaya 
  • kemudian tumbuk hingga halus
  • Rendam dalam 1 liter air dan bubuhi 1 gram detergen kemudian aduk hingga merata,
  • Diamkan selama semalam, kemudian saringlah bahan tersebut dengan menggunakan kain 
  • Cairan yang telah disaring telah menjadi pestisida organik yang siap digunakan.

7. Daun Gamal

Daun gamal merupakan bahan pestisida organik yang mengandung "tanin" dan efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap, namun dalam penggunaan nya khusus daun gamal ini harus lebih hati-hati terutama ketika tanaman hendak dipanen karena bersifat panas hingga bisa membakar tanaman.

Cara membuatnya:

  • Siapkan daun gamal 5-10 gram 
  • kemudian tumbuk hingga halus dan masukan kedalam 5-10 liter air,
  • Bubuhi dengan minyak tanah sebanyak 2 sendok dan 5 -10 gram detergen
  • Diamkan selama semalam kemudian saring,
  • Kini pestisida daun gamal sudah siap disemprotkan, namun dengan dosis dan takaran yang secukupnya.

8. Campuran Daun Mimba dan Umbi Gadung

Selain keduanya merupakan bahan pestisida nabati yang bisa diolah secara terpisah, kedua bahan ini bisa dijadikan bahan pestisida campuran, ini efektif digunakan untuk mengusir dan mengendalikan hama ulat dan hama penghisap.

Cara membuatnya:

  • Siapkan 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung yang beracun,
  • kemudian haluskan kedua bahan tersebut 
  • Masukan kedalam 20 liter air, 
  • Bubuhi detergen sebanyak 10 gram kemudian aduk hingga rata
  • Saring bahan tersebut kemudian bahan tersebut telah siap disemprotkan ketanaman

9. Serbuk Bunga Piretrum

Serbuk bunga piretrum efektif bisa mengendalikan ulat karena pada dasarnya bahan ini mengandung piretrin,

Cara  membuatnya:

  • Siapkan bahan berupa serbuk bunga piretrum sebanyak 25 gram kemudian larutkan kedalam air sebanyak 10 liter air,
  • Setelah itu bubuhi dengan 10 gram detergen aduk hingga merata
  • Diamkan selama semalam
  • Saring bahan tersebut dan cairannya telah siap dijadikan pestisida organik.

Untuk Tips lain cara membuat Pestisida Organik baca klik,  Cara membuat Pestisida Organik.

Cara Membuat Pestisida Nabati

Pestisida Nabati merupakan pestisda yang berbahan dasar dari bahan-bahan organik atau tumbuhan yang ada disekitar kita. Sebnarnya bahan-bahan tersebut telah digunakan secara turun temurun oleh leluhur kita (petani indonesia) sebelum akhirnya indonesia menggunakan bahan-banan kimia yang hingga saat ini masyarakat merasakan dampak buruk dari penggunaan pestisida berbahan kimia.

Pestisida nabati saat ini digalakan dengan teknik Pengendalian Hama Secara Terpadu yang penekannya terhadap kontroling atau pengawasan, kemudian pencegahan dan pengendalian hama agar hama dan penyakit tidak berkembang dan menyebar pada tanaman, terutama dengan teknik mengusir, mengendalikan, menahan, mencegah, meminimalisir, menggunakan perangkap dan menghambat perkembangan hama dan penyakit.

Pada dasarnya, pestisida nabati adalah pestisida dengan berbahan dasar tumbuhan-tumbuhan sekitar kita ataupun bahan-bahan yang sudah kita kenal sebelumnya bahka mungkin sangat akrab dengan kita.

cara membuat pestisida nabati

Bahan-bahan dan Cara Pembuatan Pestisida Nabati


Berikut ini beberapa Bahan yang bisa dijadikan pestisida nabati;

1. Daun Pepaya.

Daun pepaya merupakan daun yang diyakini bisa menjadi bahan pestisida nabati karena mengandung bahan aktif "Papain" sehingga bahan tersebut bisa mengndalikan hama, terutama "ulat dan hama penghisap lainnya". Bahan ini bersifat mengendalikan dan bisa ketahap membunuh akan tetapi bahan tersebut tidak berbahaya terhadap manusia dan tumbuhan yang diinidkasi terkena hama dan penyakit.

Cara Pembuatannya:
  • Siapakan bahan dasar berupa daun pepaya segar 1 kg, kemudian daun pepaya tersebut dicacah dan dirajang hingga halus
  • Kemudian rendam dengan air sebanyak 10 liter, bubuhi 2 sendok minyak tanah dan 30 gram deterjen.
  • Lalu diamkan selama semalam, besoknya saring dengan menggunakan kain, dan airnya bisa digunakan sebagai pestisida nabati dan bisa langsung anda semprotkan ke tanaman.


2. Biji Jarak

Karena kandungan biji jarak "Reisin dan Alkaloit" maka biji jarak sangat diyakini efektif mengendalikan hama seperti ulat, cacing dan hama pengsisap lainnya. 

Cara Pembuatannya:
  • Siapkan 1-2 biji jarak, kemudian tumbuk hingga halus dan rebus dalam air mendidih, setelah itu masukan 2 sendok minyak tanah dan 50 gram deterjen lalu aduk hingga merata.
  • Larutan ini kemudian dicampurkan kembali dalam 10 liter air dan aduk-aduk hingga rata, 
  • Bahan campuran pestisida biji jarak sudah siap digunakan sebagai pestisida nabati. Gunakan dengan cara menyemprotkan pada tanaman ataupun bisa sebagai pencegahan dengan dosis yang sederhana.


3. Daun Sirsak

Ekstrak daun sirsak selain bisa dijadikan ramuan obat segala macam penyakit ternyata juga bisa digunakan sebagai bahan pestisida nabati, dikarenakan daun sirsak mengandung bahan aktif "Annonain dan Resin". yang diyakini bisa mengendlaikan "tirp"

Cara Pembuatannya:
  • Siapkan daun sirsak sebanyak 50 hingga 100 lembar kemudian tumbuk hingga halus.
  • Rendam dalam 5 liter air masukan 20 gram detergen kemudian aduk dengan rata dan diamkan selama semalam.
  • Setelah itu lakukan penyaringan dengan menggunakan kain, 
  • 1 liter larutan itu kemudian bisa dilarutkan dalam 10 liter air dan siap disemprotkan ke tanaman.


4. Campuran antara Daun Sirsak dan Jeringau

Akar rimpang jeringau mengandung bahan aktif berupa "arosone, Kalomenol, Metil eugenol" dan bahan-bahan ini efektif untuk mengendalikan hama wereng, khususnya hama wereng coklat.

Cara Pembuatannya :
  • Siapkan bahan dasar berupa daun sirsak sebanyak 10-20 lembar, Tumbuk  dengan halus, 
  • Tumbuk juga segenggam rimpang jeringau, dan haluskan 20 siung bawang putih.
  • Kemudian Rendam dalam air sebanyak 20 liter, dan masukan 20 gram sabun colek, 
  • Aduk hingga merata dan diamkan selama semalam, 
  • Kemudian saring dengan kain halus.
  • 1 liter bahan pestisida tersebut bisa dilarutkan dalam 50-60 liter air dan siap digunakan sebagai pestisida nabati.

Selain itu, Baca Juga Cara Membuat Pestisida Organik

Cara Menanam Semangka Dengan Organik

Buah Semangka merupakan jenis buah-buahan favorit di Indonesia, selain rasanya yang segar buah semangka juga mudah ditanam, diberbagai tempat buah semangka bisa ditanam didataran rendah, hingga dataran tinggi, di pegunungan bahkan di pesisir pantai pun buah semangka bisa ditanam dengan baik dan menghasilkan buah semangka yang sangat manis. Dengan mudahnya ditanam siapapun bisa membudidayakan buah semangka, namun bukan berarti menanam buah semangka tidak memiliki aturan dan cara-cara agar menghasilkan buah yang optimal.

Saat ini banyak peneliti yang memodifikasi buah semangka, buah semangka kuning, semangka tanpa biji bahkan semangka kotak ataupun dengan bentuk sesuai keinginan sehingga dari tampilan buah itu sendiri sangat memikat. Dan saat ini juga dikembangkan buah jenis Hybrida, dengan kualitas yang sangat baik dan produktifitas buah yang cukup tinggi, ada beberapa nama diantaranya adalah: china dragon, redtop, triploit, new dragon, dan lain sebagainya. 

Berikut ini cara budidaya tanaman semangka dengan metode umum yang biasa dilakukan oleh petani indonesia, namun penekanannya adalah terhadap penggunaan pupuk dan pestisida organik dan meghindari pengguanaan bahan-bahan kimia yang berbahaya, ini mengacu pada cita-cita pertanian sebagai pertanian berkelanjutan.

cara menanam semangka

Cara Budidaya Tanaman Semangka


A. Pra Tanam

  • Mengenal karakter tanaman semangka.

Semangka cocok pada tipe tanah yang sedikit berpasir dengan drainase yang baik, lebih baik didataran rendah antara 0-550 meter diatas permukaan laut. Lokasi lahan tidak rimbun, artinya berada ditanah lapang yang tidak dinaungi dengan pohon-pohin tinggi, dikarenakan tanaman semangka membutuhkan pencahyaan yang baik.

  • Pengolahan Lahan

Lakukan pengolahan lahan dengan membajak lahan dengan mencangkulnya, kemudian membuat bedengan dengan lebar 2,5 m dan tinggi 30 cm dengan kedalaman parit 15 cm, artinya tambah kedalaman parit dari dataran lahan hingga 15 cm, kemudian lebar parit 20 cm.

Setelah itu, berikan pupuk dasar pada lahan berupa pupuk kandang atau pupuk kompos organik, dengan ukuran 20 ton untuk 1 ha lahan, sebarkan pupuk dan aduk secara merata, setelah itu diamkan lahan selama 3-4 hari.

  • Persemaian Bibit

Sebelum melakukan persemaian sebaiknya menentukan dulu jenis semangka yang akan ditanam, lakukan riset pasar, varietas apa yang sedang ddigemari dan diinginkan oleh pasar, jika sudah ditemukan dan ditentukan maka sebaiknya gunakan benih yang berkualitas, bersertifikat jika sesuai, dengan pasar mungkin jenis hybrida sangat disarankan. Semaikan benih pada polybag dari plastik jika sudah keluar kecambah, lakukan penanaman pada media yang sudah diseiapkan

B. Penanaman

Penanaman dilakukan dibedengan tanah dengan jarak tanam sekitar 50 cm ke tanaman lainnya ini bertujuan agar tanaman tidak berdekatan, karena semangka jenis tanaman merambat, sehingga jarak antar tanaman juga harus diperhatikan. 

Bibit yang ditanam adalah jika bibit berdaun 2 helai penuh atau kurang lebih berumur 20 hari dari masa persemaian, Tanam bibit ddalam lubang yang jangan terlalu dalam, kemudian siram dengan hati-hati.

  • Pemeliharaan.

Jika parit tergenang oleh air maka penyiraman diminimalisir, namun tetap harus dilakukan, agar tanaman tetap segar, Jika bedengan kering maka penyiraman bisa dilakukan 2 kali dalam sehari, pagi dan sore hari. Kemudian lakukan aplikasi pupuk susulan untuk kesuburan dan kebutuhan nutrisi tanaman, bisa menggunakan pupuk organik biasa ataupun menggunakan pupuk pelengkap cair. Teknik selanjutnya adalah menentukan 3 cabang daun yang terbaik kemudian sisanya bisa dipotong, arahkan jalur merambat tanaman ke bedengan

  • Pengendalian Hama

Tanaman semangka merupakan tanaman yang rentan diserang hama dan penyakit, hal ini bisa dicegah dengan melakukan pengendalian hama secara terjadwal, sehingga gejala-gejala hama ataupun penyakit segera terdeteksi dan tindakan penanggualangan bisa segera diputuskan, sehingga hama dan penyakit pun segera diatasi.

Berikut beberapa Hama dan Penyakit beserta cara mengatasinya. baca : Hama, Penyakit Tanaman Semangka dan cara Mengatasinya.

C. Panen Dan Pasca Panen.

Dalam menentukan panen juga harus melakukan riset pasar terlebih dahulu, buah sebesar apa yang diinginkan pasar saat itu. Biasanya tanaman semangka akan dipanen sekitar 70-100 hari setelah masa tanam, kemudian buah yang sudah dipanen letakan dengan hati-hati agar tidak pecah, kemudian sebelum diletakan tetempat yang sejuk dan teduh berikan alas berupa karung goni atau jerami, setelah itu tutup pula semangka dengan jerami hingga kemudian dijual ke pasar. 

Cara Budidaya Belut Dalam Drum

Budidaya Belut saat ini merupakan budidaya yang banyak digemari, karena potensi pendapatan ekonomi dari belut begitu bernilai tinggi, bayangkan, dari rumah makan kecil-kecilan hingga rumahmakan mewah menyediakan menu belut, selain nilai gizinya yang tinggi belut juga bisa dimasak kedalam berbagai menu dengan rasa yang cukup gurih. Kali ini kita akan membahas bagaimana cara budidaya belut yang baik dengan media  drum.

cara budidaya belut dalam drum

Cara Beternak Belut Dalam Drum

Sebelum berlanjut ketahapan berikutnya sebaiknya siapkan dulu beberapa perlengkapan dibawah ini:
1. Drum, Usahakan dengan menggunakan drum yang terbuat dari plastik
2. Paralon besar
3. Kawat Kasa
4. Bak besar untuk menampung air
5. Ember
6. Cangkul 
7. Baskom
8. Jerigen

Setelah Alat-alat diatas sudah dipersiapkan, maka selanjutnya adalah bagaimana mempelajari teknik beternak belut didalam drum.

  • Persiapan Media

Persiapan media merupakan hal yang penting, dalam hal ini cara ternak belut dalam drum membutuhkan media diantaranya adalah drum, tanah dan instan bokashi yang sudah diolah terlebih dahulu.

Gunakan Drum yang terbuat dari plastik lebih bagus jikapun menggunakan drum yang terbuat dari kaleng maka bersihkan terlebih dahulu dari karat sehingga ini tidak menyebabkan kontaminasi terhadap tanah sehingga mengakibatkan belut mati keracunan. Lakukan Pemotongan drum secara horizontal, namun potong setngah dari diamterenya, sehingga drum bisa menampung 200 liter air atu media.  Seterti pada gambar!

ternak belut dalam drum


Setelah itu siapkan media tanah yang tidak berpasir dan juga tidak terlalu liat, artinya, gunakan tanah yang gembur dan subur seperti tanah sawah. Tahapan memasukan media kedalam drum yang harus dilakukan sebagai berikut.

Masukan media tanah kedalam drum sehingga memenuhi ketinggian 30-40 cm kemudian aduk tanah tersebut dengan merata, kontrol kadar yang ada jangan sampai kurang ataupun berlebihan.

Kemudian masukan EM 4 sekitar 4-5 botol kedalam adukan tanah dalam drum Kemudian aduk sebanyak 2 kali sehari hingga tanah menjadi lebih lembut dan gembur dan lebih subur.

Kemudian masukan bokashi sebanyak 40 kg untuk drum isi 200 liter, aduk secara merata, untuk pembuatan bokashi silahkan baca artikel ini : Cara Pembuatan Pupuk Bokashi.

Setelah diaduk secara merata kemudian masukan air hingga ketinggian 5 cm diamkan selama seminggu, hingga terdapat plankton atau cacing mulai terlihat dalam media, Buang air yang menggenang dan ganti dengan air yang lain, jika perlu masukan tanaman air seperti eceng gondong dan ganggang, ataupun masukan ikan kecil kedalam air. Setelah 2 hari maka media siap di masuki oleh belut.

  • Proses Ternak Belut

Masukan bibit belut yang sudah dipersiapkan sebelumnya untuk drum berisi 200 liter yaitu sebanyak 2 kg bibit belut atau berkisar antara 160 sampai 200 ekor belut, ini mengantisipasi kepadatan belut yang nantinya mengakibatkan kematian pada belut. 

  • Perawatan

Melakukan perawatan ternak belut dalam drum lebih mudah dilakukan, terutama dalam pemantauan dan pemberian makan, namun meskipun demikina belut yang diternak harus tetap dirawat dengan baik.

  • Pemberian Makanan.

Pakan belut berupa cacing, kecebong, ikan-ikan kecil bisa juga menggunakan cacahan keong dan bekicot, lakukan pemberian makanan secukupnya seperti halnya belut alam dan dilakukan pada sore hari. sehingga makanan bisa dimakan pada sore dan malam hari.

  • Penggantian Air.

Lakukan penggantian air dengan teratur, dengan cara mengganti dan membuang air yang sudah tergenang dengan mengalirkan air yang baru, selama seminggu sekali, selain itu berikan tanaman air agar ekosistem yang ada dalam drum terus terjaga. Pemberian tanaman air ini juga agar melindungi media dan belut dari panas matahari secara langsung. Sesekali berikan EM 4 kedalam media dan aduk secara hati-hati.

  • Panen 

Panen belut dalam drum bisa dilakukan setelah 3-4 bulan masa budidaya, sebelumnya lakukan survei pasar, perhatikan permintaan pasar dan lakukan pemanen dengan menyesuaikan permintaan pasar secara ukuran dan jenis belut.

Cara Membuat Pupuk Bokashi Praktis

Bokashi merupakan pupuk kompos yang dibuat secara fermentasi yang terdiri dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, sisa-sisa makanan, sampah organik yang berasal dari dapur, cacahan rumput atau jerami dan bahan organik lainnya. Bokashi merupakan fermentasi dengan menggunakan mikroorganisme efektif (EM4) sebagai dekomposer, em 4 ini bisa dibeli ditoko-toko pertanian atau bisa juga dengan membuatnya. 

cara membuat pupuk bokashi

Cara pembuatan bokashi yang praktis

Siapkan bahan-bahan pembuatan bokashi berupa : 
  • Siapkan Jerami padi sebanyak 40 persen
  • Pupuk Kandang berupa kotoran sapi atau kambing 30 persen
  • Bekatul 20 persen
  • Cacahan batang pisang 10 persen
  • EM 4
  • Air secukupnya 
  • Gula pasir 250 gram yang sudah dilarutkan dalam air sebanyak 1 liter

Cara membuat bokashi :

Cacah jerami dengan ukuran 1-2 cm kemudian tumpuk, setelah itu cacah juga batang pisang kemudian keringkan, setelah kering campur bahan-bahan yang sudah dicacah dengan bahan yang lainnya, kemudian tutup media dengan menggunakan karung goni hingga rapat.
Kemudian biarkan selama 4-7 hari, selama itu kontrol media dan bolak-balikan agar tidak membusuk

Cara Menanam Bunga Mawar

Tanaman Mawar merupakan tanaman hias yang banyak digemari oleh banyak orang, khususnya kaum hawa. Keindahan mawar sehingga membuat banyak orang menanam mawar sebagai tanaman hias di halamannya dengan menggunakan pot ataupun menggunakan media lahan langsung. Namun perlu diketahui juga bunga mawar juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika mengetahui pasar dan target pembeli.

Cara Budidaya Mawar yang Baik dan Benar.


Ada beberapa tahapan dalam menanam mawar, diantaranya adalah:

A. Pra Tanam
  • Penentuan Media
Hal yang harus dilakukan pertamakali adalah penentuan media, bertujuan untuk apakah membudidayakan mawar, jika hanya sebatas hoby dan sebagai hiasan halaman rumah ataupun taman sebaiknya gunakan media pot atau polybag. Namun jika menginginkan profit dari budidaya bunga mawar maka siapkan lahan dan lakukan pengolahan lahan terlebih dahulu, ini bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan sehingga tanaman bunga mawar salah satu penghasil uang.


B. Pengolahan Lahan 

Siapkan lahan, kemudian lakukan pengolahan lahan dengan membajak dengan cara mencangkul, buat bedengan dengan ukuran 100-150 cm namun dengan parit yang sederhana dan jangan terlalu dalam, setelah itu berikan pupuk dasar berupa pupuk organik ataupun pupuk kandang, aduk dengan tanah dan ratakan, setelah itu diamkan lahan selama 2-4 hari, ini bertujuan untuk menyuburkan lahan. Buat lubang dengan jarak tanam 60-60 cm, dengan ukuran lubang berdiameter 45 dengan kedalaman 45 cm. 

C. Proses tanam

Lakukan penanaman jika lahan sudah siap, jika bibit mawar berupa bibit cabutan sebaiknya lakukan tahpan-tahapan berikiut:

  1. Bongkar dan cabut tanaman pada media pembibitan dengan hati-hati,
  2. Kemudian potong sebagian akar-akar dengan gunting atau pisau yang sudah disterilkan terlebih dahulu.
  3. Lakukan pemotongan pada batang dan cabang-cabangnya dengan hati-hati,
  4. Lakukan penanaman dan pemindahan tanaman dengan hati-hati ke lahan atau media yang sudah disiapkan
  5. Kemudian padatkan lubang tanam dengan menggunakan tanah disekitarnya sehingga mawar bisa berdiri tegak, kemudian siram dengan air secukupnya. 
  6. Lakukan perawatan dengan penyiraman dan penyiangan secara teratur.
  7. Beri pupuk pelengkap organik selama masa pertumbuhan hingga tanaman siap panen.

Cara Menanam Sawi Secara Organik

Tanaman Caisin atau lebih dikenal dengan sawi hijau (Brassica sinensis. L) merupakan jenis tanaman sayuran yang dapat ditanam disepanjang musim dan dapat hidup diberbagai tempat dataran rendah ataupun dataran tinggi. Bisa dibudidayakan di ketinggian antara 5-1200 mdpl. Perlu diperhatikan, meskipun hidup diberbagai tempat, namun kebutuhan air tanaman ini harus tercukupi.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, lakukan beberapa tahapan ini:

cara menanam sawi caisin

Cara Budidaya Sawi Yang Baik agar hasil optimal


A. Pra Tanam

  • Pembenihan 

Pembenihan sangat penting dalam budidaya tanaman, jenis tanaman apapun itu, karena dengan pembenihan yang baik maka akan mendapatkan asil panen yang baik, untuk tanaman sawi dalam 1 hektare lahan membutuhkan benih sawi sebanyak 750 gram. Benih dapat dibeli ditoko benih berkualitas, cari benih yang bersertifikat dan bermerek agar bisa terpantau batas kadaluarsa benih, karena bukan tidak mungkin benih yang sudah melebihi batas waktu akan rusak, perhatikan dengan seksama kemasan benih.

  • Pengolahan Tanah

Pengolahan lahan dilakukan untuk proses penggemburan tanah agar tanah menjadi subur dan mudah ditanami, selain itu agar proses drainase yang dibutuhkan tanaman berjalan sesuai yang dibutuhkan tanaman. Penggemburan tanah dengan mencangkul juga bermanffaat untuk memperbaiki struktur tanah, sirkulasi udara yang baik, dan mempermudah dalam pemberian pupuk organik yang bermanfaat untuk kesuburan tanah.

Cangkul tanah dengan kedalaman 30 cm, kemudian bolak-balikan secara merata, setelah itu berikan pupuk dasar berupa pupuk kandang atau pupuk kompos sebar dalam seluas 1 hektar lahan gunakan 10 ton pupuk kandang, aduk hingga meratadisetiap permukaan lahan kemudian diamkan selama 2-3 hari agar proses penggemburan tanah terjadi>

B. Proses Tanam

  • Persemaian

Persemaian dilakukan agar bibit yang ditanam kuat secara struktur tanaman terlebih dahulu, sehingga dalam proses penanaman akar sudah kuat dan tanaman tumbuh dengan merata. Lakukan persemaian di rumah bibit dengan menggunakan bambu serta diberi atap berupa plastik, ini dimaksudkan agar tanaman terlindung dari hujan namun tetap terkena sinar matahari. lakukan pemupukan dengan teratur pada persemaian agar nutrisi yang dibutuhkan bibt tetap terpenuhi.

  • Penanaman

lakukan penanaman diatas bedengan dengan lebar 120 cm dan dengan panjang yang disesuaikan dengan luas lahan, sedangkan untuk tinggi bedegan yaitu antara 20-30 cm kemudian paritnya dengan panjang 30 cm. Dalam penanaman perhatikan jarak tanam dalam bedengan yaitu 30x30 cm atau 40x40 cm disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki, Sebelum menanam lakukan sortir bibit terlebih dahulu, bibit yang segar dan tidak terdapat cacat yang layak untuk ditanam dan dipindahkan ke bedengan lahan.

C. Pemeliharaan

  • Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi musim terlebih dahulu, jika musim hujan maka lakukan penyraman secukupnya dan dikurangi intensitasnya, kemudian jika musim kemarau maka lakukan penyiraman secara intens, lakukan 2 kali sehari yakni, pagi dan sore hari.

  • Penjarangan, penyulaman dan penyiangan

penjarangan dilakukan agar tanaman tidak terlalu rapat sehingga akan berakibat pada lambatnya pertumbuhan tanaman, kemudian lakukan juga penyulaman dengan mengontrol tanaman, jika terdapat tanaman yang rusak dan terkena penyakit segera mungkin unuk menggantinya dengan tanaman baru yang sudah disiapkan di semenjak dipersemaian. Kemudian lakukan pernyiangan secara teratur, dan usahakan agar sekitar bedengan terbebas dari tanaman pengganggu dan hama, agar tanaman tidak terjangkit penyakit yang disebabkan tanaman pengganggu ataupun hama.

  • Pemupukan dan Pengendalian Hama

Lakukan pemupukan dengan pupuk pelengkap berupa pupuk organik ataupun pupuk organik cair yang disiramkan ke tanah ataupun disemprotkan kedaun, ini untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan tanaman. Pengendalian hama diakukan secara terpadu yaitu dengan kontrol yang baik, jika tanaman terjangkit oleh hama dan penyakit maka usahakn jangan menggunakan pestisida berbahan kimia, gunakan pestisida nabati yang aman untuk sawi sehingga sawi bisa dikonsumsi secara aman hingga panen nanti.

menanam sawi


D. Panen dan pasca panen

Panen dilakukan pada umur 40-50 hari dari semai, lakukan panen sesegera mungkin dan langsung dibawa (hasil panen) ketempat teduh agar tidak mudah layu kemudian bersihkan dengan membuang tanah yang terdapat pada akar sawi, lakukan penyortiran sawi antara yang bagus dengan yang cacat, kemudian percikan air secukupnya sebelum akhirnya dijual ke pasar atau ke pengepul.

Cara Menanam Melon Yang Tepat Dan Baik

Tanaman melon termasuk tanaman buah-buahan yang penyebaran sangat mudah, dikarenakan melon mudah tumbuh dan mudah beradaftasi diberbagai jenis dan ketinggian tanah, meskipun tanaman ini akan baik ditanam pada ketinggian tanah 300-900 mdpl. Tanaman ini baik jika ditanam di jenis tanah liat berpasir dan banyak mengandung unsur hara, terutama banyak mengandung bahan-bahan organik dengan ph tanah ditamakan 5,8 - 7,2 dan memiliki drainasi yang sangat baik, meskipun tanaman ini membutuhkan asuan air yang banyak namun dusahakan agar kondis tanah tidak becek. Tanaman melon atau dalam bahasa latin (Cucumis melo, L) ini menyebar di Indonesia sekitar pada tahun 1980


cara menanam melon

Cara Budidaya Tanaman Melon yang Baik dan Tepat.

A. Pra Tanam

  • Persiapan Lahan

Lakukan pengolahan tanah pada lahan yang akan ditanami dengan dibajak terlebih dahulu, bertujuan untuk menggemburkan tanah, sebelumnya aliri lahan dengan air hingga menggenang ini untuk mempermudah dalam pembajakan dan pengolahan lahan, bajak lahan hingga kedalaman 30 cm. seteah itu buatlah bedengan dengan ukuran 100-110 cm dengan tinggi 30-50 cm dan panjang disesuaikan dengan luas lahansedangkan paritnya berukuran 55-65 cm.

Berikan pupuk dasar pada lahan yang sudah siap, dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk kompos organik secara merata dipermukaan lahan kemudian aduk kembali hingga merata dan diamkan selama 2-3 hari, ini bertujuan untuk mensuplai unsur hara di dalam lahan. 

  • Persiapan benih 

Rendam terlebih dahulu benih kedalam air selama 2-4 jam, kemudian semaikan pada plastik kecil yang sudah diberi tanah dan dicampur pupuk kompos organik. Semaikan dengan posisi tegak dan bakal calon akar menghadap kebawah. kemudian tutup kembali dengan tanah atau campuran pupuk organik dan arang sekam. letakan diatas karung goni yang sudah dibasahi, siram secukupnya, sebaiknya hanya diberi percikan-percikan air agar media tidak rusak, jika sudah muncul kecambah (biasanya ke 3-4 hari) kemudian pelihara dengan baik dengan memberikan pupuk tambahan hinga akar menjadi kuat, setelah 3 hari, bibit melon sudah siap dipindahkan. Gunakan silet untuk membuka media peremaian bibit. Lakukan pemindahan dengan hati-hati. 


B. Pemeliharaan

  • Penyulaman dan Pemupukan.

Lakukan penyulaman setelah masa tanam di sore hari, lakukan selama 2 minggu. Lakukan pembersihan gulma dan tanaman penganggu disekitar bedengan ini ditujukan untuk mencgah tanaman mudah terkena penyakit dan hama. Lakukan pemupukan tiga kali diantaranya adalah tanaman setelah berumur 20 hari, kemudian 40 hari setelah masa tanam dan terakhir pada umur 70 hari, berikan pupuk pelengkap organik dengan takaran yang disesuakan. 

  • Pengairan

Air merupakan unsur yang penting dalam pertumbuhan tanaman, penyiraman dilakukan sejak masa pertumbuhan hingga tanaman siap panen, diusahakan tidak membasahi buah dan tanaman, ini mencegah tanaman terkena jamur. Kemudian pada masa berbunga, kurangi intensitas penyiraman dan jangan sampai terkena bunga. Kemudiaan usahakan agar parit tetap terisi air, ini untuk persedian cadangan air yang akan terjadi pada masa pembuahan. 

  • Pembuatan Ajir

Dikarenakan melon merupakan tanaman merambat dan akan memiliki cabang yang banyak maka buatlah ajir setinggi 50 cm, ini bermanfaat agar tanaman tidak menalar sembarang sehingga akan mempermudah pemantauan dan panen.

  • Pemangkasan

Lakukan pemangkasan ketika tanaman memiliki 7-8 helai daun, pemangkasan dilakukan pada tunas di ketiak daun pertama hingga daun kelima. Selain itu lakukan pemangkasan pada ruas ke-8 dengan tetap menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dilakukan ketika cuaca cerah. 


C. Pengendalian Hama

Pengendalian hama dilakukan dengan cara PHT dengan penekanan pada kontrol tanaman secara teratur, untuk menghindari hama pada buahm berupa lalat buah dan lain sebagainya, maka bungkuslah calon buah dengan kantong plastik yang transparan kemudian ikat pada ajir. Jika ada hama yang menyerang maka gunakan pestisida Nabati untuk menanganinya.

D. Panen dan Pasca Panen.

Lakukan panen ketika buah melon sudah siap dipanen dengan memiliki ciri-ciri : 
  • Kulit buah berwarna kekuning-kuningan 
  • Terdapat lapisan pemisah pada cincin tangkai buah, kemudian disekitar tangkai dan kelopak sudah mulai menguning sehingga akan lunak ketika dipetik. 
  • Biasanya dalam hitungan 3 bulan sudah bisa dipanen (disesuaikan dengan jenis melon)


Lakukan pemanenan dengan memotong tangkai buah dengan menggunakan pisau yang tajam, kemudian simpan hasil panen di tempat yang sejuk dan dan beri alas jerami, lakukan penyortiran terlebih dahulu sebelum menjual buah melon. 

Cara Menanam Jahe Yang Tepat

Tanaman jahe merupakan salah satu tanaman rempah-rempahan yang cukup diminati di Indonesia, selain manfaatnya sebagai bahan bumbu masakan jahe juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang diyakini banyak mengandung khasiat. Selain itu jahe juga bisa diolah menjadi beberapa jenis seperti jahe kering, jahe bubuk, minuman jahe dan bahkan permen jahe. olahan-olahan dan berbagai macam manfaat yang terkandung dalam jahe inilah yang menjadikan jahe memiliki nilai lebih dibandingkan dengan tanaman rempah-rempah yang lain.

Cara Menanam Jahe Yang Tepat

Berikut ini cara bagaimana menanam jahe yang baik sehingga mendapatkan hasil panen jahe yang berlimpah dan berkualitas baik.

cara menanam jahe yang baik dan tepat

A. Pra tanam dan Proses Tanam

Pra tanam atau persiapan lahan yaitu pengolahan lahan sebelum lahan dipakai untuk tanaman jahe, yaitu dengan cara tanah dibajak dulu hingga gembur dan terbebas dari gulma, lakukan pembajakan dengan cangkul dan dengan garpu, cangkul tanah hingga kedalaman 30 cm kemudian garu dengan garpu dan bersihkan dari sisa-sisa tanaman. Buat bedengan dengan ukuran 100-150 cm, kemudian berikan pupuk dasar berupa pupuk organik (pupuk kandang) sekitar 20-25 ton perhektare disebar secara  merata dipermukaan tanah yang sudah dibajak, kemudian ratakan dengan dipermukaan tanah dan dicampur dengan tanah dasar pada lahan yang akan ditanami. Kemudian diamkan selama 2-4 bulan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jarak tanam tanaman jahe yaitu antara 80 x 40 cm, jahe ditanam hingga kedalaman 5-7 cm, dengan tunas menghadap keatas dan ingat jangan sampai terbalik dalam penanamannya. 

B. Pemeliharan

Lakukan pemupukan dengan pupuk organik ataupun pupuk organik cair sebagai pupuk pelengkap selama pertumbuhan tanaman jahe, kemudian juga lakukan pemeliharaan dengan menyiangi tanaman dari rumput dan tanaman pengganggu serta perhatikan dengan seksama apabila tanamanan terkena penyakit atau hama segera lakukan tindakan penanganan dini sehingga tidak menyebar ke seluruh bagian tanaman dan tidak menular ke tanaman yang lain. Jika terdapat tanaman yang rusak segera suam tanaman dengan tanaman jahe yang lain, hal ini bertujuan agar memutus rantai penyakit yang bisa saja menyebar ketanaman lain. 


Selanjutnya adalah pembumbunan/pendangiran, adalah ketika tanaman sudah berumpun dengan anakan 4-5 anakan, ini bertujuan agar rimpang tanaman jahe selalu tertutup oleh tanah dan agar memudahkan drainase air dalam tanah.

Pengendalian Hama dan organisme pengganggu tanaman dilakukan secara terpadu, yaitu dilakukan seperlunya saja jika memang tanaman terkena penyakit. Penyakit utama pada tanaman jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh bakteri layu (Ralstonia solacacearum) untuk penanganan bakteri ini adalah melakukan tindakan perefentif sebelum tanaman benar-benar terjangkit oleh penyakit ini, dan jika tanaman sudah terjangkit penyakit ini segera sulam dengan tanaman lain. Dan tanaman yang terkena penyakit tersebut dicabut dan dibakar agar tidak menyebar pada tanaman lainnya. 

Selain itu, ada juga cara menanam Jahe Merah dalam Polybag.

Cara Menanam Bawang Merah Yang Tepat

Bawang merah merupakan salahsatu tanaman hortikultura dengan nama latin "Allium Cepa". Tanaman ini sangat potensial sekali dan akan menjadi tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup besar jika menanamnya bisa disesuaikan dengan nilai pasar. Biasanya harga bawang merah akan melonjak naik menjelang bualn puasa atau ketika lebaran. 

Tanaman ini bisa tumbuh diberbagai daerah, dataran rendah ataupun dataran tinggi, namun bawang merah lebih cocok ditanam didarerah dataran rendah antara 0-400 diatas permukaaan laut. Sedangkan untuk iklim yang cocok adalah dataran yang kering dengan cukupnya sinar matahari dengan suhu udara yang agak sedikit panas

Selain itu yang harus diperhatikan adalah kondisi tanah, untuk tanaman allum cepa ini tanah yang cocok adalah tanah dengan tekstur yang gembur, subur, mempunyai kandungan organik yang banyak serta memiliki unsur hara yang cukup, hal ini dikarenakan tanah untuk menanam bawang harus memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga tanah dapat dialiri air dengan mudah dan tidak akan becek.

cara menanam bawang merah yang tepat

Cara Menanam Bawang Merah

Berikiut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan dalam menanam bawang merah yang baik dan benar, sehingga akan mendapatkan tanaman yang baik dan berkualitas.

A. Fase Pra Tanam

Pada tahapam ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang akan menunjang proses penanaman bawang merah, seperti pengolahan tanah, pemilihan waktu tanam yang tepat, pemilihan bibit, pengolahan tanah.

  • Pemilihan waktu tanam 

Kenapa hal ini begitu penting? selain hal-hal teknis yang harus diperhatikan dalam penanaman seperti penanaman yang baik adalah dilakukan pada musim kemarau, tapi harus menjadi catatan bahawa tanaman tidak boleh kekuarangan air, maka dari itu harus ditunjang dengan sistem pengairan yang cukup dan baik, tidak disarankan untuk menanam bawang merah pada saat pergantian musim (pancaroba). Kemudian secara perhitungan ekonomis tentu waktu yang tanam yang baik adalah ketikamenjelang puasa dan lebaran, sehingga dengan perhitungan yang tepat tanaman bisa dipanen ketika menjelang puasa dan menjelang lebaran sehingga akan menjadikan hasil panen bawang merah akan bernilai ekonomis tinggi.

  • Pengolahan tanah

Seperti halnya tanaman yang lain, dalam proses penanaman bawang merah juga diperlukan pengolahan tanah yang cukup dan baik. Hal ini bertujan untuk menggemburkan tanah dan memenuhi kandungan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, menghilangkan tanaman pengganggu. Dalam pengolahan tanah ini juga dibuat sistem penyerapan air untuk menunjang ketersediaan air yang dibutuhkan oleh tanaman. Buatlah bedengan dengan ukuran lebar sekitar 100-120 cm dengan lebar paritnya 30-35 cm dengan kedalaman parit 30-40 cm membentang sepanjang luas lahan.

Setelah tanah siap dengan bedengan maka sebar pupuk dasar berupa pupuk organik atau pupuk kompos organik untuk menunjang unsur hara dalam tanah, ratakan pupuk dengan tanah dan diamkan selama 1-3 hari sebelum ditanami. Selain itu aliri parit dengan air agar kandungan air dalam tanah tetap terjaga. 

  • Pemilihan bibit

Proses selanjutnya adalah pemilihan bibit bawang merah yang akan ditanam. Bibit yang dipilih adalah bibit yang baik, mulus dan tidak terdapat cacat dalam bbit tersebut, sebelumnya disempan dulu selama 2-3 bulan dan berasal dari tanaman yang dipanen pada usia antara 70-90 hari. Berikut ini beberapa karakteristik bibit yang harus dilakukan dalam pemilihan bibit :
  • bibit memiliki visual yang cerah
  • tidak kisut dan layu,
  • tidak ada bercak pada bibit
  • tidak ada luka atau goresan pada bibit.


Jika sudah mendapatkan karakteristik bibit yang demikian, potong terlebih dahulu sekitar 1/3 -1/4 bagian pajang umbi kemudian bersihkandaun-daun luar yang kering.

B. Fase Tanam

Setelah lahan sudah siap ditanamai kemudian bibit sudah tersedia  maka prosos selanjutnya adalah proses tanam, yang harus menjadi catatan adalah jarak tanam adalah sekitar 15x15 atau 15x20 kemudian tanam bibit dengan hati hati dengan meletakan ujung pada sisi atas, dan jangan menanamnya terlalu dalam. Proses selanjutnya adalah penyiraman.

C. Fase Perawatan 

  • Penyiraman

penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari, penyiraman juga harus dilakukan secara rutin. Jika tanaman sudah berumur 50 hari maka penyiraman bisa dikurangi menjadi sekali dalam sehari, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari. Perlu diperhatikan ketika dalam penyiraman diusahakan tanaman jangan sampai basah, sehingga air mengendap pada tanaman dan mengakibatkan tanaman menjadi busuk.

  • Penyiangan tanaman

penyiangan bertujuan untuk  menjaga tanaman dari gangguan tanaman pengganggu ataupun gulma, sehingga jika dibiarkan ketersediaan unsur hara yang terkandung tidak tercukupi untuk tanaman bawang, penyiangan bisa dilakukan dengan tangan dengan cara mencabuti gulma atau dengan alat bantu berupa sekop kecil atau pisau, lakukan dengan pengawasan yang intens kemudian lakukan penyiangan dengan hati-hati agar tidak melukai tanaman bawang merah.

  • Pemupukan

Dalam fase perawatan juga lakukan pemupukan baik menggunakan pupuk organik berupa pupuk kompos ataupun dengan menggunakan pupuk pelengkap seperti pupuk organik cair (poc). Pemupukan pada fase ini tentunya berbeda dengan teknik pemupukan pra tanam ataupun pupuk dasar, pemupukan pada fase ini adalah untuk memenuhi unsur hara selama tanaman tumbuh. untuk mencukupi unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman maka gunakan pupuk organik atau pupuk kandang sebanyak 10-15 ton untuk ukuran lahan 1 hektare

  • Pengendalian hama 

Pengendalian hama dilakukan secara terpadu yaitu penekanan terhadap kontroling tanaman sehingga hama yang muncul bisa segera dikendalikan secara optimal. Sedangkan hama yang sering menyerang tanaman bawang adalah ulat, ini bisa dikendalikan dengan cara-cara organik, dan penyakit yang biasa menyerang adalah bercak ungu yang disebabkan oleh jamur hal ini bisa dicegah dengan menggunakan fungisida organik.

D. Fase Panen

Panen akan dilakukan jika tanman sudah layak panen diantaranya adalah dengan ciri-ciri batang lemas kemudian roboh, hal ini biasanya terjadi dari mulai usia tanam 60 hingga 90 hari, disesuakan dengan bibit, perlakuan dan lahan yang ditanami.Ciri lainnya adalah bentuk umbi yang sempurna dan berwarna merah tua dan kemudian keluar bau bawang yang khas.  Setelah di panen bawang merah harus di jemur selama seminggu atau dua minggu, ini ditukukan agar bawang menjadi tahan lama. kemudian bawang disimpan ditempat yang sejuk dengan cuaca berkisar antara 30-40 derakat celcius.

Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair atau disingkat dengan POC merupakan pupuk cair yang terbuat dari bahan-bahan organik, jenis nya dibuat sedemikian rupa sehingga cair, pupuk ini dibuat dengan proses tertentu. 

Fungsi dari pupuk organik cair adalah sebagai penyedia unsur hara, dan juga berfungsi sebagai pupuk pelengkap, selain itu pupuk organik cair juga bisa berfungsi sebagai pemelihara lingkungan sekitar tanaman yang dipupuk agar sehat dan terhindar dari zat kimia. 


cara membuat pupuk organik cair

Bagaimana cara membuat pupuk organik cair. 

Karena dinamakan pupuk organik maka harus disiapkan dulu bahan-bahan organik yang akan menunjang dalam pembuatan pupuk ini.

Bahan-bahan : 

A. Limbah.

  • Air cucian beras atau air kelapa 20-30 liter
  • Air cucian daging 5 liter
  • Air cucian ikan 5 liter
  • Isi usus ternak 500 gram
  • Urine ternak 5 liter
  • beras sabut kelapa
  • kotoran ayam/kambing 4-5 kg
  • Tanah dari bawah pohon bambu 2 kg
  • Dedak halus 2 kg
  • Isi tembolok ayam/unggas 0,5 kg
B. Bukan Limbah

  • Alkohol 40% 500 cc
  • cuka 500 cc
  • gula merah 200 gram 
  • Mol (micro organisme local) 500 cc
  • daging buah gerenuk 2 kg
  • parudan rebung/bambu muda 2 kg 
C. Rempah-rempah

  • Jahe 100 gram 
  • laos 100 gram 
  • kencur 100 gram 
  • kunir 100 gram
  • bawang merah 100 gram 
  • bawang putih 100 gram 
  • bangle 100 gram 
  • Merica dan ketumbar 1 sendok teh
  • daun cengkeh dan sereh 50 gram 
Bahan-bahan diatas bisa berubah jenis ataupun takarannya disesuaikan dengan kebutuhan.

Alat-Alat: 

  • Blender untuk menghaluskan bahan-bahan
  • Drum plastik ukuran 50 -100 liter
  • alat pengaduk, plastik atau kayu
  • Ember 
Cara membuat Pupuk Cair Organik : 

Pada dasarnya pembuatan pupuk organik cair tidak berbeda dengan pembuatan pupuk organik biasa, yaitu penekanan pada fermentasi bahan-bahan organik, lihat pembuatan pupuk organik
  • Haluskan semua bahan.
  • larutkan gula merah kedalam air dan masukan Microorganisme local (mol) 
  • masukan semua bahan bahan yang ada kedalam drum plastik yang sudah disiapkan lalu aduk hingga merata dan tutup rapat dengan menggunakan karung, simpan ditempat yang teduh, aman dan tidak terkena sinar matahari secara langsung ataupun kehujanan.
  • Buka tutup drum setiap 24 jam sekali selama 3-5 menit kemudian aduk hingga rata, lakukan ini selama 15 hari.
  • Setelah itu hari berikutnya aduk setiap hari sampai hari ke 30.
  • Setelah itu pupuk sudah bisa digunakan, sebelumnya disaring terlebih dahulu, ampasnya bisa digunakan sebagai pupuk biasa, sedangkan cairannya bisa digunakan sebagai pupuk organik cair yang digunakan secara disiram ataupun disemprotkan ke tanaman.

Cara Menanam Buah Naga

Saya akan menguraikan bagaimana cara menanam buah naga dengan baik, agar tanaman tumbuh dan menghasilkan buah yang segar sehingga dapat menjadi pilihan usahatani anda.

Dragron fruit, atau lebih dikenal dengan buah naga merupakan salah satu buah yang saat ini banyak diminati, selain mempunyai nilai yang sangat tinggi dari segi bisnis usahatani buah naga ini juga diyakini memiliki khasiat untuk kesehatan organ tubuh manusia. sebelum saya melanjutkan cara budidaya buah naga alangkah baiknya kita mengenal dulu manfaat buah naga, diantaranya:

Manfaat Buah Naga

  • Menjaga stabilitas dan fleksibilitas pembuluh darah, sehingga dapat melancarkan aliran darah
  • Menurunkan kolesterol, saat ini penyakit kolesterol memang sangat banyak menjangkit, bukan saja orang yang lanjut usia, anak mudapun sudah banyak yang kandungan kolesterolnya tinggi dalam tubuh
  • Kandungan mineral yang cukup tinggi
  • Meningkatkan kecerahan mata 
  • Mencegah kekurangan darah dan mengobati anemia
  • Menghaluskan kulit

Nah itulah diantara khasiatnya buah naga, dan masih banyak lainnya juga yang belum saya dapat uraikan. Selanjutnya saya akan bagaimana cara tanam buah naga.




Cara Budidaya Buah Naga

Persiapan dan pengolahan lahan

Dikarenakan buah naga merupakan tanaman sejenis kaktus maka buah naga cocok pada tanah dengan ketinggian 20-500 m diatas permukaan laut, dan juga lahan yang akan ditanami haruslah diolah terlebih dahulu hingga gembur dan subur. Untuk itu lakukan terlebih dahulu pemupukan dengan menggunakan pupuk dasar organik untuk merangsang mikroorganisme dalam tanah sehingga menjadikan lahan lebih subur.

Dikarenakan buah naga tidak memiliki batang yang kokoh persiapkan juga ajir atau turus untuk menopang batang yang akan tumbuh secara vertikal, sehingga batang tidak mendatar kebawah atau condong, hal ini juga tentunya akan meningkatkan produktifitas, karena dengan pemasangan ajir akan memaksimalkan penggunaan lahan yang ada.

Setelah lahan sudah siap, tanamkan bibit buah naga dengan jarak tanam sekitar 2 x 2,5 m, sebelumnya siapkan terlebih dahulu pupuk organik yang sudah dicampur dengan tanah dan masukan kepada lubang yang akan ditanami.

Tahap Pemupukan Dan Perawatan Tanaman Buah Naga

Pada tahap perawatan, siram tanaman secara rutin, setiap pagi dan sore hari dengan kadar air secukupnya, 
Selain itu lakukan juga pemupukan agar mendapakan hasil tanaman yang baik. Tahap perawatan lainnya adalah dengan melakukan pemangkasan batang primer yang tingginya sudah melebihi batas tiang yang paling tinggi